KUDUS - Perempuan bisa. Pesan tersebut tersirat dalam penjelasan Bupati Kudus Hartopo saat mengisi seminar "Penguatan Ideologi Pancasila dalam Berorganisasi dan Berpolitik bagi Perempuan". Seminar yang berlangsung di SMK Muhammadiyah pada Jum'at (11/3) tersebut diikuti oleh anggota Nasyiatul 'Aisyiyah Kudus.
Bupati menyampaikan emansipasi wanita telah membuka jalan bagi perempuan untuk berekspresi sesuai cita-citanya. Tak terkecuali dalam politik. NKRI tercatat pernah memiliki presiden perempuan, begitu pula telah banyak menteri perempuan. Sehingga peluang perempuan berkecimpung di dunia politik di Indonesia sangat terbuka lebar. Tinggal bagaimana perempuan bisa berinovasi dengan terus berpegang pada ideologi Pancasila.
"Sudah banyak menteri dan perempuan yang mengambil peran penting di dunia politik. Yang penting terus berinovasi," ucapnya.
Pihaknya menekankan ideologi Pancasila wajib dipegang teguh untuk berkehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan di tataran terkecil yakni keluarga. Sebagai seorang ibu, perempuan memiliki tugas untuk mendidik anak dan mempersiapkan calon pemimpin masa depan. Hartopo mengajak ibu-ibu untuk mengajarkan ideologi Pancasila kepada anak. Seperti contohnya memantau tontonan atau media sosial anak agar tak melenceng dari norma dan nilai Pancasila.
"Sekarang ini kan makin banyak tontonan dari media sosial yang sulit disaring. Tugas ibu untuk mengarahkan anak agar tidak mengikuti hal yang tak baik atau melenceng dari ideologi Pancasila," tuturnya.
Selain itu, perempuan terutama ibu-ibu juga diminta pro aktif untuk ikut memberantas hoax dengan tidak menyebarkan berita dari sumber tak jelas. Seperti tidak menyebarluaskan segala yang didapat dari grup WhatsApp. Ibu-ibu dapat mengecek kembali kebenaran berita dengan mengakses sumber yang resmi dan valid.
"Tolong jangan ikut menyebarkan berita hoax. Mohon dicek dulu kebenarannya," pungkasnya. (*)