KUDUS - Lomba desa menjadi ajang memamerkan produk lokal unggulan. Di Desa Karangrowo yang mewakili Kecamatan Undaan mengangkat potensi desa wisata dengan berbagai keunikan produk lokal, diantaranya teh daun kelor dan anyaman. Semua proses produksi masih dilakukan secara manual atau tradisional, sehingga membutuhkan dukungan dalam pengembangan maupun pemasaran.
Hal tersebut merupakan bagian dari tinjauan lomba desa dalam rangka konfirmasi dan klarifikasi lapangan. Hadir, Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo, bersama Kepala Dinas PMD Kudus, Adi Sadhono, dan tim penilai untuk melakukan evaluasi 10 program pokok PKK dan evaluasi perkembangan desa. Kehadirannya disambut oleh Camat Undaan, Arif Budiyanto dan Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto, di Aula Balai Desa, Kamis (17/3). Mawar Hartopo kemudian melanjutkan acara dalam tinjauan rumah sehat, dan posyandu, dan potensi produk unggulan olahan daun kelor dan anyaman.
Produk daun kelor tersebut diproduksi sendiri oleh warga Desa Karangrowo, Rudi. Ide mengolah daun kelor berawal di awal masa pandemi untuk menangkat roda perekonomian desa. Disamping itu daun kelor dapat tumbuh subur dan mudah dibudidayakan di pekarangan rumah. Tidak diperlukan perawatan khusus untuk membudayakan daun kelor, pada penanaman pun dapat dilakukan secara generatif lewat biji maupun vegetatif dengan stek batang.
"Kelor tanaman yang memiliki kandungan gizi tinggi, kalau di Eropa bahkan disibut miracle tree atau tanaman ajaib. Menanamnya pun sangat sangat mudah dengan biji atau stek batang, disini biasanya tumbuh subur di halaman rumah," ujarnya.
Proses panjang pembuatan teh daun kelor dan masker wajah sangat memperhatikan kualitas produksi bahan. Rudi yang mempunyai latar belakang studi farmasi telah melakukan penelitian bahkan studi pengolahan daun kelor di pabrik luar daerah. Ia mengungkapkan, daun yang dipilah tidak boleh mempunyai bercak kuning dan proses pengeringan tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung.
"Semua produksi kami lakukan sendiri dari pemilahan daun, pengeringan, penggilingan masih dengan blender hingga pengemasan secara manual. Untuk produk teh celup bisa tahan hingga satu tahun," katanya.
Terkait pemasaran produk, Rudi mengaku untuk sementara hanya menjualnya kepada warga desa. Pasalnya produk belum mempunyai izin PIRT, maka dirinya tidak memasarkannya secara online ataupun ke luar daerah. Maka dari itu, dalam waktu dekat ia berencana mempersiapkan syarat-syarat untuk mengajukan izin PIRT.
"Kedepan sih ingin coba uji coba PIRT. Karena pemasaran baru sebatas di lingkungan desa saja, kalau sudah ada PIRT baru akan memasarkan online," terangnya.
Rudi mengatakan, banyak manfaat teh daun kelor yang telah dirasakan bagi kesehatan tubuh. Utamanya yang dirasakan konsumen adalah terjaganya kesehatan tubuh di kala masa pandemi. Sedangkan untuk masker wajah dari daun kelor dipercaya dapat merawat kesehatan kulit.
"Banyak yang sudah merasakan manfaat teh daun kelor. Saya sendiri dan keluarga, tetangga setelah rutin mengonsumsi jadi terasa lebih sehat," katanya.
Mawar Hartopo yang mencicipi langsung seduhan daun kelor, terkejut apabila daun kelor bisa diolah menjadi berbagai produk. Dirinya sangat mendukung produk karya pemuda Desa Karangrowo untuk terus dikembangkan agar semakin menguatkan perekonomian desa. Terkait izin PIRT, melalui PKK berencana akan melakukan pembinaan lebih lanjut.
"Hari ketiga lomba desa, kali ini di Karangrowo, kecamatan Undaan luar biasa sekali. Yang spesial produk olahan daun kelor jadi teh, masker wajah, hingga puding dengan khasiat yang pasti bermanfaat. Untuk PIRT, PKK akan membina supaya produk bisa dipasarkan lebih luas lagi," ujarnya.
Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto, memaparkan beberapa keunggulan desanya yang merupakan rintisan desa inklusi dan desa wisata. Dalam sektor wisata, pihaknya sedang mengembangkan wisata budaya dengan menangkat kebudayaan sedulur sikep dan wisata buatan dengan dukungan CSR. Sementara untuk produk unggulan, desanya memiliki produk herba daun kelor menjadi teh dan masker hingga kapsul.
"Warga desa kami ada yang memproduksi daun kelor herbal bisa menjadi teh, masker wajah, dan kapsul. Ini menjadi kebanggaan desa kami namun semenatara masih dipasarkan di masyarakat sekitar, semoga kedepannya bisa dipasarkan secara luas," paparnya.
Kehadiran Ketua TP PKK Kabupaten Kudus semakin menambah semangat Pemdes Karangrowo bersama warga dalam mengikuti perlombaan. Dalam perlombaan ini, Desa Karangrowo mengusung tema ngurui-uri kabudayan dengan mengangkat adat kebudayaan sedulur sikep. Camat Undaan, Arif Budiyanto, sangat optimis Desa Karangrowo mampu bersaing dalam lomba desa tingkat kabupaten bahkan siap menjadi wakil Kudus di perlombaan tingkat selanjutnya. (*)