KUDUS - Desa Kaliwungu mempunyai kampung rajut hasil binaan UP2K PKK Desa. Inovasi tersebut telah berhasil mengangkat roda perekonomian desa melalui pelatihan keterampilan merakit untuk warga desa. Pembinaan dan pendampingan juga dilaksanakan kepada lansia produktif yang memproduksi tas anyaman dari tali plastik bekas. Hal tersebut mendapat apresiasi Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo dalam evaluasi sepuluh program pokok PKK di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Selasa (29/3).
Tinjauan yang dilakukan TP PKK Kabupaten merupakan bagian dari pelaksanaan lomba desa tingkat Kabupaten Kudus Tahun 2022. Acara diikuti oleh Kepala Dinas PMD Adi Sadhono, Camat Kaliwungu Satria Agus Himawan, dan Kades Kaliwungu Syafi’i Noor. Desa Kaliwungu menjadi desa ke sembilan yang dikunjungi oleh tim penilai, sehingga sekaligus menutup rangkaian tahap penilaian klarifikasi dan konfirmasi.
Mawar Hartopo menyampaikan, perlu adanya pendampingan oleh PKK desa sebagai upaya pemberdayaan para lansia produktif. Kerajinan tangan anyaman tas tersebut diharapkan bisa ditularkan kepada generasi muda supaya bisa terus dikembangkan. Dirinya juga memberi semangat kepada para lansia yang sudah memberi inspirasi bahwa usia senja bukanlah halangan untuk tetap produktif.
"Kerajinan anyaman oleh lansia produktif ini pastinya perlu diberdayakan. Saya nitip pesan kepada ibu-ibu PKK desa untuk terus mendamping para lansia produktif ini. Nah kalau ada yang tertarik dengan tas-tas belanja ini bisa langsung pesan kesini, bisa request ukuran dan bentuknya," ujarnya.
Sementara untuk kerajinan rajut, Mawar Hartopo mendorong peran UP2K PKK untuk mengembangkannya dengan kreativitas yang terus digali. Menurutnya produk tas dan dompet rajut dapat bersaing apabila dipasarkan secara luas. Dengan adanya kampung rajut diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja baru dan menambah keterampilan masyarakat.
"Di Desa Kaliwungu ini ada kerajinan rajut yang jadi berbagai produk tas-tas cantik. Tentunya bisa menerima pesanan motif dan modelnya, pokoknya tidak perlu pesan jauh-jauh karena disini ada lengkap," katanya.
Mastinatun, lansia produktif pengrajin anyaman tas plastik mengatakan bahwa dirinya sudah menekuni usaha tersebut selama puluhan tahun. Ide tersebut bermula ketika melihat tali plastik bekas di sekitar rumah. Dengan keterampilan menganyam, dia mencoba membuat anyaman bentuk sederhana sampai menjadi tas belanja. Dalam usia senja, dirinya masih menerima pesanan berbagai ukuran, warna dan bentuk.
“Bahannya tali-tali plastik bekas dari rongsok. Sedikit-sedikit masih terima pesanan dan kalau mau jualan dibantu sama keluarga,” jelasnya.
Sementara itu untuk kegiatan kampung rajut telah berjalan dari tahun 2019. Pelatih Kampung Rajut, Ainur Rohmah, menjelaskan produk-produk yang telah dihasilkan kampung rajut yaitu tas, dompet, topi, hingga sepatu bayi. Pemasaran selama ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan sosial media dan aplikasi jual beli, shopee. Ia mengungkapkan produk yang paling diminati pasar adalah tas dan pernah pernah mendapat pesanan dari Kalimantan.
"Saya disini sebagai pelatih rajut dibawah binaan UP2K PKK desa. Sudah berjalan dari 2019 dan kami pemasarannya lewat online Facebook atau shopee. Sudah pernah mendapat pesanan dari Samarinda, Kalimantan," ungkapnya.
Selain meninjau produk unggulan UP2K, Mawar Hartopo juga meninjau pelaksanaan sepuluh program PKK terbagi oleh empat pokja PKK. Ia melihat pelaksanaan kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan pencegahan stunting. Dirinya berpesan agar lomba desa ini dapat dijadikan sebagai momen evaluasi yang nantinya akan meningkatkan peran PKK dalam pemberdayaan keluarga. (*)