KUDUS - Momentum Peringatan Hari Kartini menjadi spirit untuk meneruskan perjuangan emansipasi wanita di masa kini. Semangat tersebut diserukan kembali dalam Apel Peringatan Hari Kartini ke-143 tingkat Kabupaten Kudus tahun 2022 di Halaman Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (21/4). Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo hadir sebagai pembina apel yang diikuti Bupati Kudus, Hartopo, beserta jajaran forkopimda beserta istri dan perwakilan berbagai organisasi wanita sebagai peserta apel.
Mawar Hartopo dalam sambutannya menyerukan semangat untuk meneruskan perjuangan Kartini dalam emansipasi wanita. Emansipasi masa kini yang dimaksud adalah peningkatan peran kaum perempuan tanpa melupakan kodratnya sebagai wanita. Kaum perempuan berhak mengenyam pendidikan tinggi dan kebebasan mengembangkan bakat dan bekerja sesuai bidang yang ditekuni.
"Wanita berhak berpendidikan tinggi, bekerja dan bermanfaat bagi orang lain. Wanita juga harus mampu berpestasi tidak hanya di bidang pendidikan dan pekerjaan saja namun juga dalam mendidik anak sebagai generasi penerus," ujarnya.
Dalam emansipasi, Mawar Hartopo berpesan agar kaum perempuan tidak melupakan kodrat perempuan sebagai ibu dan istri dalam rumah tangga. Meskipun wanita masa kini disibukkan dengan urusan pekerjaan, namun tidak boleh mengabaikan urusan keluarga dalam mendidik anak dan mendampingi suami. Maka dari itu, semangat Kartini perlu dikobarkan lagi secara bertanggung jawab melalui peningkatan peran perempuan tanpa mengesampingkan kodratnya.
"Ketangguhan Kartini telah menjadi inspirasi wanita sekarang, yang bukan hanya sebagai pendamping ibu rumah tangga namun ikut terlibat di segala bidang pekerjaan. Tapi jangan melupakan kodrat perempuan sebagai ibu dan Istri di dalam keluarga," pesannya.
Usai melaksanakan apel, Bupati Kudus, Hartopo bersama Mawar Hartopo meninjau stand-stand produk UKM hasil karya para pengusaha perempuan. Terdapat berbagai inovasi mulai dari bidang fashion, kuliner, jasa, hingga berbagai alat dan kebutuhan rumah tangga. Sebagian besar produk tersebut dibuat dan dikembangkan di Kudus, meski ada sebagian bahan baku tertentu yang masih didatangkan dari luar daerah.
Hartopo mengatakan bahwa emansipasi wanita saat ini sudah luar biasa sehingga memberikan kesempatan luas bagi kaum perempuan untuk berkarya. Hal tersebut telah dicontohkan dalam bazar yang menghadirkan berbagai produk unggulan lokal karya para perempuan-perempuan kreatif. Ia optimis apabila produk tersebut terus diberdayakan dengan dukungan Disnakerperinkop UKM dapat menguatkan perekonomian di Kabupaten Kudus.
"Pada bazar ini ada puluhan stand produk-produk dari Kudus. Perempuan sekarang sudah luar biasa bisa menghasilkan omset usaha yang besar dari penjualan melalui offline maupun online. Tentunya harus kita berdayakan dengan support dari Disnaker," ujarnya.
Salah satu pelaku UKM, Helma Susanti mengungkapkan telah menggeluti usaha pembuatan produk Ecoprint cukup lama. Dalam produksinya masih menggunakan cara manual mulai proses pembuatan motif ecoprint dengan memanfaatkan daun hingga menjadi produk fashion berupa tas, dompet, jilbab dan pakaian. Ia membranding produknya dengan sebutan Godongsalam Ecoprint tersebut mempunyai gallery dan workshop di Dersalam, Kecamatan Bae. Untuk pemasaran dilakukan secara online hingga pernah mendapat pesanan dari Jayapura.
"Prosesnya kami lakukan secara manual semua, untuk pemasaran dilakukan melalui online, yang paling jauh sudah pernah dikirim ke Kota Jayapura," jelasnya.