H.M. Hartopo : Jangan Naikkan Harga Terlalu Tinggi, Kasihan Masyarakat
KUDUS - Tren kenaikan harga kebutuhan bahan pokok jelang lebaran tak luput dari perhatian Bupati Kudus H.M. Hartopo. Dengan didampingi Kepala Dinas Perdagangan, dirinya melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) hari ini, Kamis (21/4) siang. Orang nomor satu di Kabupaten Kudus itu menyidak lapak-lapak pedagang di Pasar Brayung, Mejobo Kudus.
"Kegiatan ini merupakan operasi pasar terkait harga dan ketersediaan bahan pokok. Minyak tidak lagi langka, namun terjadi kenaikan tapi tidak signifikan. Selain itu, bumbu dapur dan daging juga ikut naik tapi kenaikan biasa jelang hari raya," jelasnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang terlampau tinggi, rencananya Bupati Hartopo juga akan melakukan operasi pasar di Pasar Bitingan, mengingat Bitingan adalah tempat tengkulak untuk pasar skala kecil seperti Pasar Brayung.
"Nanti kita akan ke Bitingan juga untuk berupaya menekan harga dari distributor. Mengingat Bitingan adalah supplier untuk pasar skala kecil seperti di Pasar Brayung ini," katanya.
Menurutnya kenaikan harga jelang lebaran memang biasa terjadi, namun pihaknya berupaya untuk menekan harga sehingga kenaikan tidak melonjak terlampau tinggi.
"Masih wajar, rata-rata saat ini terjadi kenaikan antara 25-35 persen, harus ditekan semaksimal mungkin terkait harganya agar tidak melonjak terlalu tinggi. Kasihan masyarakat kita," ungkapnya.
Terkait makanan kadaluarsa, Hartopo mengimbau para pedagang tidak membeli makanan yang akan memasuki masa expired untuk dijadikan stok.
"Makanan kadaluarsa aman semua, rata-rata expired 2023. Kita wanti-wanti pada penjual jangan membeli stok barang dengan masa expired dekat. Harus dipastikan stok barang bisa laku sebelum expired," imbaunya.
Tak hanya memantau harga dan ketersediaan bahan pokok, Hartopo juga mendapatkan keluhan terkait infrastruktur pasar yang membutuhkan perhatian, utamanya ketika hujan tiba.
"Saat ini keluhan pedagang adalah talang bocor, karena tak ada anggaran maka perbaikan dilakukan secara mandiri oleh Dinas Perdagangan," katanya.
Pihaknya berujar bahwa di anggaran perubahan nantinya akan dianggarkan perbaikan dan perawatan seluruh pasar tradisional.
"Nanti di perubahan akan kita anggarkan paling tidak 1 mikiar untuk perbaikan infrastruktur pasar tradisional, akan kita kawal," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan Sudiharti menyampaikan kondisi fisik yang terjadi di Pasar Brayung Mejobo saat ini.
"Kondisinya kalau hujan terjadi genangan air karena tidak ada saluran pembuangan (selokan). Kita tidak bisa berbuat banyak karena bukan kewenangan kita, itu di luar pasar," jelasnya.
Sudiharti menambahkan, untuk membuat saluran pembuangan air setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar 1,5 - 2 miliar. Sedangkan anggaran untuk perawatan Pasar Brayung diperlukan anggaran hingga 500 juta.
"Untuk saluran pembuangan air, kita hanya bisa berkoordinasi dengan pihak terkait saja. Sedangkan untuk perawatan infrastruktur Pasar Brayung seperti talang, lampu, instalasi listrik dan lainnya kita membutuhkan anggaran hingga 500 juta," jelasnya.
Ditanya soal waktu perawatan, Sudiharti mengatakan saat ini pihaknya tidak memiliki anggaran sama sekali untuk perawatan pasar yang ada dibawah naungan Dinas Perdagangan.
"Sudah 3 tahun ini kami tak memiliki anggaran perawatan sama sekali karena efek dari refokusing. Makanya talang pada bocor, sedangkan talang sendiri memiliki ketahanan hanya 2 tahun dan harus diganti baru," ujarnya.
Di sisi lain, Muntaham (55) pedagang sembako Pasar Brayung mengatakan bahwa hampir semua komoditas bahan pokok jelang lebaran ini mengalami kenaikan harga secara signifikan.
"Hampir semua bahan pokok dan bumbu dapur mengalami kenaikan, rata-rata naik sebesar 2 ribu hingga 5 ribu," katanya.
Meski terjadi kenaikan, pihaknya mengatakan untuk stok masih aman. Namun demikian, ia merasakan kondisi yang masih sepi meski jelang lebaran.
"Untuk stok barang masih aman, cuma pembelinya yang belum rame. Masih sepi meski jelang lebaran, mungkin efek kenaikan harga," tandasnya. (*)