JAKARTA - Badai pandemi Covid-19 sempat menerjang Kudus, Juni lalu. Lemahnya protokol kesehatan saat Idul Fitri dan adanya varian Delta menjadi penyebab utama. Hal ini mengakibatkan Kudus menjadi kabupaten dengan kasus aktif tertinggi di Jawa Tengah, yakni sebanyak 2.094 kasus.
Bupati Kudus Hartopo secara sigap mengambil langkah strategis dan jitu agar Kudus bebas dari jeratan Covid-19. Ia mengajak seluruh elemen, mulai dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kudus, kiai, ulama, dan warga masyarakat Kudus untuk bersinergi melawan virus Corona. Hingga akhirnya, Kabupaten Kudus bangkit dari pandemi.
Berkat kerja keras itu, bupati Hartopo diganjar penghargaan dalam acara Indonesia Awards 2021. Bupati menerima penghargaan kategori Public Health Care, yakni 'Encouraging Public Participation to Accelarate Pandemic Recovery' di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (24/11) malam.
Penghargaan kategori tersebut, hanya diraih lima kepala daerah se-Indonesia. Diantaranya, Gubernur Banten, Wali Kota Semarang, Bupati Kudus, Wali Kota Makassar, dan Wali Kota Malang.
Hadir dalam kesempatan itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Presiden Direktur MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo.
Ditemui usai acara, bupati Hartopo mengatakan, penghargaan itu didedikasikannya untuk warga masyarakat Kabupaten Kudus. Bupati menilai, masyarakat telah saling bahu membahu sehingga bisa bangkit kembali.
"Ini semua untuk warga Kudus. Berkat kepatuhan mengikuti anjuran pemerintah dan saling bahu membahu melawan Covid-19, kita bisa hadapi masa susah," katanya.
Selain itu, bupati mengapresiasi jajaran Forkopimda Kudus yang sangat berkomitmen membangun kebersamaan guna menangani Covid-19 di Kudus. Menurutnya, kebersamaan adalah kunci meraih kesuksesan.
"Saya ucapkan apresiasi setinggi-tingginya untuk rekan-rekan Forkopimda yang selalu membersamai ketika menangani Covid-19," imbuhnya.
Sebagai tambahan informasi, penjaringan penghargaan daerah terbaik telah tersebar luas ke 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Penjaringan itu dilakukan berdasarkan kriteria empiris melalui dua indikator. Pertama, indikator penanganan kesehatan dan indikator ekonomi. (*)