KUDUS - Ratusan santri kompak melantunkan Selawat Asnawiyah dan Qomaril Wujud (Indonesia Raya Aman) saat pembukaan Festival Rebana di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Kamis (14/9). Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi para santri yang terus melestarikan seni rebana.
"Saya kagum, banyak santri yang semangat belajar dan ikut melestarikan seni rebana. Khususnya di Kabupaten Kudus," ucapnya.
Bupati menjelaskan sejarah seni rebana sangat dekat dengan Rasulullah. Sebab, dulu Rasulullah disambut masyarakat Madinah dengan rebana sambil bersyair saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Pihaknya mengajak santri rajin berselawat dan meneladani sifat Rasulullah.
"Dahulu, rebana dan syair Islam dilantunkan masyarakat Madinah saat menyambut Rasulullah tiba. Sejarah panjang rebana ini harus menjadi semangat santri terus belajar rebana," ungkapnya.
Hartopo menjelaskan perkembangan rebana Nusantara dimulai dari daerah Pantura. Kabupaten Kudus memiliki banyak potensi untuk mengembangan seni rebana. Terlebih, Kabupaten Kudus dikenal sebagai kota santri. Pihaknya meminta santri serius mengasah kemampuan. Sehingga dapat mewakili Kabupaten Kudus di kancah provinsi maupun nasional.
"Seni rebana di Indonesia itu awalnya dari Pantura. Saya yakin kalau santri-santri semuanya berlatih terus, seni rebana Kabupaten Kudus akan dikenal luas," paparnya.
Lebih lanjut, Festival Rebana adalah salah satu rangkaian Hari Jadi ke-474 Kota Kudus. Bupati melangitkan doa agar masyarakat Kabupaten Kudus makin religius. Pihaknya juga meminta kesempatan ini dimanfaatkan untuk silaturahmi antarsantri.
"Festival Rebana ini juga rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Kudus ke-474. Mari saling menjaga silaturahmi, seduluran terus," urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Disbudpar Kabupaten Kudus Mutrikah menjelaskan terdapat 25 pondok pesantren Kabupaten Kudus yang menjadi peserta dalam lomba Festival Rebana. Kegiatan bertujuan untuk memupuk kecintaan dan kreativitas musik religi.
"Semoga setelah ini seluruh santri makin kreatif dan terus mengamalkan nilai-nilai Islam," ucapnya. (*)