Bupati Hartopo Berhasil Naikkan Pertumbuhan Ekonomi Kudus
KUDUS - Suasana bahagia, haru, dan sedih bercampur menjadi satu saat Apel Hari Jadi Kota Kudus ke-474. Acara puncak HUT Kudus itu sekaligus menjadi momen Bupati Kudus Hartopo bersama Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo pamitan karena masa jabatannya telah berakhir.
"Bertepatan dengan momen Hari Jadi Kota Kudus, saya mohon pamit. Ini hari terakhir saya menjadi Bupati Kudus. Besok, saya sudah menjadi masyarakat biasa," ucapnya saat menjadi pembina apel di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Sabtu (23/9).
Selama menjabat, Bupati menjelaskan perekonomian Kudus terus membaik. Dari mulai minus 3,11 % pada 2020 saat pandemi, pertumbuhan ekonomi terus merangkak naik hingga pada 2022 sebesar 2,23%. Hartopo menargetkan pada 2023 pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 3,16 %.
"Selama pandemi, perekonomian Kudus sangat minus. Tapi pelan-pelan, kami mendorong UMKM terus berkembang hingga perekonomian berhasil naik," urainya.
Capaian lainnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terus melejit, angka kemiskinan menurun, Indeks Pembangunan Manusia, dan Indeks Reformasi Birokrasi naik. Ini semua, tak lepas dari kerja sama jajaran di Pemkab Kudus, instansi vertikal, instansi swasta, rekan media, dan lain sebagainya.
"Seluruh capaian itu bukan prestasi saya, melainkan hasil gotong royong seluruh elemen masyarakat. Terima kasih semuanya," terangnya.
Bupati menerangkan rangkaian Hari Jadi Kudus telah menunjukkan berbagai potensi luar biasa Kabupaten Kudus. Mulai dari pengajian, ziarah, pagelaran wayang, UMKM Expo, kenduren massal, Kudus Fashion Art, dan lain sebagainya. Hartopo meminta masyarakat terus mengembangan potensi yang ada.
"Kudus punya kearifan lokal yang sangat beragam. Hal itu perlu dikembangkan biar menjadi manfaat bagi masyarakat," urainya.
Lebih lanjut, Hartopo mengungkapkan bahwa menjadi Bupati Kudus merupakan pengalaman yang sangat berharga. Terlebih, pihaknya dapat menjalin kerja sama yang baik dengan Forkopimda dan lintas sektoral, serta dapat merasakan sendiri guyub rukunnya masyarakat Kabupaten Kudus.
"Tentu ada banyak momen berharga. Salah satunya, saya bisa menjalin silaturahmi yang erat dengan Forkopimda dan masyarakat," ungkapnya.
Momen berkesan lainnya adalah ketika menangani pandemi. Waktu itu, yang dipikirkan pertama adalah kesehatan masyarakat Kabupaten Kudus. Bukan pembangunan.
"Waktu menangani kasus Covid-19, tidak berpikir pembangunan. Yang ada hanyalah bagaimana masyarakat Kabupaten Kudus ini sehat semua dan menekan kasus Covid-19 di Kudus," paparnya.
Terakhir, Hartopo meminta maaf apabila selama ini belum bisa membangun Kabupaten Kudus secara maksimal. Pihaknya juga menyadari masih banyak kekurangan saat membuat kebijakan.
"Saya mohon maaf karena masih banyak ketidaksempurnaan saya saat memimpin Kabupaten Kudus. Mudah-mudahan, masyarakat memaafkan saya," ujarnya.
Berbagai penghargaan diberikan saat apel. Mulai dari penyerahan SK Desa Wisata Desa Kaliwungu dan Desa Kesambi, penyerahan penghargaan kepada pemenang karnaval budaya, pemenang Kudus Fashion Art, pemenang Festival Tari, Festival Rebana, dan lomba poster, vlog, film pendek tentang gempur rokok ilegal.
Usai apel, Forkopimda dan masyarakat silih berganti memberikan karangan bunga dan salam sebagai ucapan terima kasih telah memimpin Kabupaten Kudus. Seluruh peserta apel dan masyarakat melepas Hartopo beserta istri dari Alun-Alun Simpang Tujuh sampai Pendapa Kabupaten Kudus.
Selanjutnya, Hartopo beserta istri pamit meninggalkan Pendapa Kabupaten Kudus menuju kediamannya di perumahan Muria Indah Desa Gondangmanis, Bae mengendarai scooter tua (vespa). Sepanjang jalan, puluhan anggota komunitas scooter turut mengiringi. Sesekali bupati merespon sapaan masyarakat yang turut melepas Hartopo sepanjang perjalanan menuju rumah. (*)