KUDUS – Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, menghadiri Lokakarya Festival Literasi dengan tema "Bijak Bermedia Sosial dalam Mencegah Kekerasan di Satuan Pendidikan". Acara tersebut diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Kudus pada Sabtu (14/9), dengan dihadiri oleh Sekda Kabupaten Kudus, para kepala OPD, serta 250 peserta yang berasal dari berbagai kalangan pendidikan, dosen dan mahasiswa, pengasuh pondok pesantren, pegiat sosial, dan organisasi masyarakat.
Lokakarya ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam perayaan Hari Jadi Kota Kudus yang ke-475, yang bertujuan untuk memupuk literasi digital di masyarakat. Dalam lokakarya tersebut, hadir pula Pelaksana harian (Plh) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, Anang Ristanto, serta narasumber Iwan Setyawan, seorang penulis dan pegiat media sosial, dan Dr. Siti Malaiha Dewi, dosen IAIN Kudus.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Hasan menyampaikan bahwa hampir semua orang kini memiliki akses ke gadget atau sarana komunikasi yang memungkinkan mereka menjadi produser sekaligus penerbit konten. Dirinya juga menekankan bahwa kekuatan teknologi ini memudahkan pembuatan konten secara cepat, namun di sisi lain, membawa tanggung jawab besar.
“Dengan hanya menggunakan ponsel dan aplikasi, siapa pun dapat membuat dan membagikan informasi yang bisa viral tanpa memerlukan video profesional atau editor,” ujarnya.
Hasan menambahkan bahwa penggunaan media sosial harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dirinya juga mengingatkan bahwa sekali konten tersebar, akan terikat oleh aturan publik, termasuk UU ITE.
"Meskipun berada di ruang privat, begitu kita mengunggah sesuatu ke platform publik seperti Instagram, TikTok, atau WhatsApp, privasi kita langsung hilang. Konten yang diunggah dapat menyebar dengan cepat, bahkan menjadi viral, dan kita tak bisa lagi mengontrol bagaimana orang lain akan menafsirkannya,” jelas Hasan.
Sebagai penutup, Hasan berpesan agar masyarakat selalu saring sebelum sharing dan bijak dalam menggunakan media sosial untuk mencegah konten yang dapat melukai atau menyinggung orang lain.
"Gunakan teknologi untuk menciptakan harmoni dan budaya positif, serta hindari kekerasan yang dapat muncul akibat penyalahgunaan media sosial,” tegasnya.
Plh. Kepala BKHM Kemendikbudristek, Anang Ristanto, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya literasi digital yang baik untuk menghindari penyebaran hoax dan informasi yang tidak valid.
"Kemampuan literasi digital akan membantu pengguna media sosial untuk berpikir kritis, menyaring informasi, dan menolak segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik," jelas Anang.
Anang juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Kudus atas pencapaian pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah-sekolah. Saat ini, TPPK jenjang SD di Kabupaten Kudus sudah mencapai 99,29%, SMP 98,08%, dan jenjang SMA serta SMK 100%. Dirinya berharap dengan keberadaan TPPK ini, Kabupaten Kudus terbebas dari kasus kekerasan di sekolah.
Fiza Akbar, selaku Plh. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda), menyatakan bahwa Festival Literasi ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kudus ke-475. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan literasi, khususnya literasi digital di kalangan masyarakat.
Festival Literasi ini diharapkan dapat menjadi wadah edukasi yang bermanfaat, terutama dalam memupuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya bijak bermedia sosial. Dengan demikian, Kabupaten Kudus dapat terus menciptakan lingkungan digital yang sehat dan produktif bagi semua warganya.