Berita

07 Desember 2024   20:30 WIB

Kudus Jadi Percontohan Dunia dalam Pengembangan Keterampilan Sosial-Emosional

Kudus Jadi Percontohan Dunia dalam Pengembangan Keterampilan Sosial-Emosional

Kudus Jadi Percontohan Dunia dalam Pengembangan Keterampilan Sosial-Emosional

KUDUS – Kabupaten Kudus kembali mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional melalui peluncuran laporan dan showcase pembelajaran Social-Emotional Skills (SES) yang digelar di SD Masehi Kudus, Sabtu (7/12). Acara yang diinisiasi oleh Djarum Foundation bekerja sama dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) ini mengusung tema “Menuju Generasi Cerdas Sosial Emosional: Temuan Global dan Praktik Baik Kudus untuk Indonesia”.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M. Hasan Chabibie, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam terhadap penelitian yang menjadikan Kudus satu-satunya kota di dunia sebagai lokasi survei SSES, sebuah inisiatif kolaborasi OECD dan Djarum Foundation.

“Ini adalah pencapaian luar biasa yang menempatkan Kudus sebagai pelopor dalam pengembangan pendidikan berbasis keterampilan sosial-emosional. Prestasi ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga inspirasi di tingkat global,” ujar Hasan.

Survei tersebut mengungkapkan adanya hubungan positif antara keterampilan sosial-emosional dan kemampuan kognitif siswa di Kudus. Hasil ini bahkan melampaui beberapa negara maju seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.

Hasil survei, yang melibatkan lebih dari 300 lembaga pendidikan tingkat PAUD dan TK di Kudus, menyoroti pentingnya penguasaan keterampilan seperti kolaborasi, empati, dan pengelolaan emosi dalam menghadapi tantangan pendidikan di abad ke-21.

Hasan menekankan pentingnya pengintegrasian keterampilan sosial-emosional dalam sistem pendidikan formal.

“Keterampilan sosial-emosional kini menjadi hard skill yang sangat diperlukan untuk masa depan. Dengan pengembangan keterampilan ini, potensi siswa dapat dimaksimalkan secara signifikan,” jelas Hasan.

Hasan juga menyoroti peran kolaborasi antara guru, orang tua, dan lingkungan sekolah dalam memastikan keberhasilan pengembangan keterampilan tersebut. Praktik baik yang diterapkan di Kudus diharapkan dapat menjadi acuan untuk kebijakan pendidikan nasional.

“Pemerintah akan merumuskan kebijakan yang adaptif agar generasi muda tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki keseimbangan sosial dan emosional,” tegasnya.

Acara ini turut dihadiri Andreas Schleicher, perwakilan OECD, yang memberikan apresiasi tinggi kepada Kudus. Dalam sesi talkshow-nya, Schleicher menyatakan bahwa Kudus telah membuktikan pentingnya keterampilan sosial-emosional sebagai fondasi untuk membangun generasi tangguh di masa depan.

“Kudus menunjukkan bagaimana keterampilan sosial-emosional dapat menjadi dasar yang kokoh bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan global,” ungkapnya.

Peluncuran laporan ini diharapkan dapat menjadikan Kudus sebagai inspirasi dalam pengembangan kebijakan pendidikan nasional. Kolaborasi antara Pemkab Kudus, Djarum Foundation, dan OECD diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman, memperkuat generasi muda Indonesia agar lebih adaptif, tangguh, dan seimbang.

Info