Berita

30 Maret 2023   13:00 WIB

Bupati Kudus Apresiasi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Jepang

Bupati Kudus Apresiasi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Jepang

Bupati Kudus Apresiasi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Jepang

Hartopo : Harus Memiliki Manajerial dan Leadership yang Baik

KUDUS - Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Kabupaten Kudus Tahun 2023 kembali dilaksanakan. Kali ini, kegiatan berlangsung di Aula Balai Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kamis (30/3). Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Kudus Hartopo bersama Ketua TP PKK Kudus, Asisten Pemkesra, Kepala OPD terkait, Tim penilai Perlombaan, Camat Mejobo beserta unsur Forkopimcam, Kepala Desa Jepang beserta anggota BPD, serta undangan lainnya.

Berbagai potensi yang dimiliki Desa Jepang, mulai keberadaan UMKM dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) membuat takjub Hartopo, pihaknya memberikan apresiasi dan dukungannya atas upaya yang dihadirkan Kepala Desa Jepang dalam pemberdayaan ekonomi kreatif bagi masyarakatnya. Pihaknya menilai, dengan inovasi yang dilakukan dapat memberikan dampak penguatan ekonomi di masyarakat.

"Sangat apresiasi dan selalu kita dukung inovasinya untuk menggeliatkan perekonomian bagi masyarakat melalui keberadaan berbagai UMKM dan BUMDes," ucapnya.

Hartopo juga memberikan imbauan pada Pemdes Jepang dalam upaya mengembangkan UMKM serta menata BUMDes yang dimiliki, dalam hal ini 'Pasar Tokiyo Jepang' agar memperhatikan pengelolaan dengan manajerial dan leadership yang baik.

"Tentunya harus diimbangi dengan pengelolaan manajerial dan leadership yang baik," imbaunya.

Dalam perlombaan ini, Desa Jepang memiliki kriteria yang menurut Hartopo ada dalam 10 program pokok PKK. Dirinya berharap Pemdes Jepang dapat masuk nominasi, sehingga kedepan, kegiatan yang mencakup tentang pemberdayaan di bidang pangan, kesehatan, dan pendidikan dapat dilaksanakan secara maksimal.

"Potensi dan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Jepang saya kira sudah masuk dalam program PKK. Semoga dapat dilaksanakan dengan maksimal, dan harapan saya Jepang masuk nominasi," harapnya.

Terkait potensi UMKM, Hartopo mengungkapkan akan selalu memberikan pendampingan dan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam hal akses perizinan dan lainnya sehingga dapat memiliki pangsa pasar yang luas.

"Kami akan selalu mendampingi pelaku UMKM, khususnya bidang kuliner supaya memiliki pangsa pasar yang luas dan masuk pasar modern. Segala bentuk perizinan kami permudah," ungkapnya.

Terakhir, Hartopo meminta pada Pemdes Jepang untuk turut serta memberdayakan para penyandang disabilitas. Sehingga kaum difabel dapat tetap menghasilkan sebuah karya untuk bersama menggeliatkan perekonomian di masyarakat.

"Saya pesan, kaum difabel juga turut diberdayakan. Gandeng mereka untuk bersama menggeliatkan perekonomian di masyarakat," pesannya.

Memaparkan profil desanya, Kepala Desa Jepang, Indarto, memiliki tekad untuk memberi pelayanan terbaik dalam tata pemerintahan desa. Hal itu tertuang dalam visi dan misi untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, religius, maju, mandiri dan berkeadilan. Ia mengatakan, visi tersebut sejalan dengan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Kudus.

"Ini demi sinergi kami pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten Kudus. Dengan tujuan utama mewujudkan tata pemerintahan yang baik," ujarnya. 

Pemerintah desa juga mempunyai inovasi dengan adanya pasar desa yang dikelola langsung oleh BUMDes. Upaya tersebut berhasil mengangkat perekonomian yang tentunya berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Sesuai arahan bupati, Indarto berkomitmen untuk terus menyempurnakan pengelolaan pasar desa agar semakin lebih baik. 

"Pasar desa ini murni kita yang merawat, mengelola. Kita memiliki target pendapatan desa untuk setiap tahunnya," jelasnya. 

Terkait pemberdayaan kaum disabilitas, pihaknya mengungkapkan telah berulang kali menyerahkan bantuan kepada para warga penyandang disabilitas. Bantuan diberikan dalam bentuk barang yang bisa menunjang keterampilan disabilitas bekerja. Contohnya perlengkapan pijat kepada tuna netra yang memiliki keterampilan pijat. 

"Bantuan sosial untuk disabilitas yang bekerja. Kami menyerahkan peralatan pelayanan pijat seperti sprei, sarung, dan perlengkapan lain. Ini supaya tempat jasa pijat pun semakin nyaman," katanya. (*)

Info