Bergas : Semoga Dapat Berkelanjutan
KUDUS - Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan di masyarakat yang diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah mendapat apresiasi dari Penjabat (Pj) Bupati Kudus Bergas C. Penanggungan. Hal itu diucapkannya ketika membuka kegiatan di Lapangan Sepakbola GOR Sukun, Gebog, Senin (25/9).
"Gerakan pangan murah yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk stabilisasi harga dan pasokan bahan pokok, juga untuk pengendalian inflasi. Terima kasih saya ucapkan atas inisiasinya," ucapnya.
Mengingat Kabupaten Kudus terdapat banyak perusahaan padat karya yang mempekerjakan ribuan pekerja, Bergas pun mengusulkan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah untuk dapat menambah kuota Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk Kabupaten Kudus agar terjadi pemerataan sehingga masyarakat dapat menikmatinya.
"Di Kudus ini banyak perusahaan padat karya yang menampung ribuan pekerja. Sebagai usulan, kuota untuk GPM agar bisa ditambah sehingga makin banyak masyarakat dapat menikmatinya," usulnya.
Oleh karena itu, pihaknya ingin kegiatan GPM dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. Tak hanya dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, namun Bergas berharap agar Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus juga dapat melakukan hal yang sama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat mendukung pelaksanaan program strategis nasional.
"Ini bagian meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pelaksanaan program strategis nasional. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut baik dari provinsi maupun daerah," harapnya.
Selain Gerakan Pangan Murah, Bergas mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah agar dapat menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk darurat kebencanaan yang jumlahnya telah disiapkan sebanyak 100 ton untuk masing-masing daerah. Pihaknya mengimbau kepada instansi terkait untuk mengelola bantuan tersebut agar tepat sasaran.
"Sekiranya bantuan itu bisa dimanfaatkan, ya kita coba manfaatkan, hanya saja jangan sampai salah sasaran. Untuk itu dinas terkait diharap dapat mengoordinir masyarakat by name by address," pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dyah Lukisari mengatakan, acuan dalam mengintervensi program Gerakan Pangan Murah di seluruh wilayah Jawa Tengah dapat dilihat dari pantauan BPS terhadap daerah dengan indeks harga pangan paling tinggi. Melalui pantauan tersebut, pihaknya dapat menyasar daerah tersebut untuk menstabilkan harga dan pasokan pangan.
"Kita lihat indeks harga paling tinggi ada di daerah mana melalui pantauan BPS, lalu kita sasar daerah tersebut yang paling membutuhkan," jelasnya.
Disebutkannya, berbagai jenis bahan pangan disediakan untuk masyarakat dengan harga dibawah pasar. Di antaranya ada beras dari bulog, minyak goreng, gula, bawang merah dan putih, serta telur.
"Tentu harga yang kita patok jauh lebih murah dibanding harga pasar," sebutnya.
Ditambahkannya, Gerakan Pangan Murah (GPM) telah dilaksanakan sebanyak 423 kali sejak Januari 2023 se-Jawa Tengah. Sementara sasaran di perusahaan padat karya baru berjalan ke-9 kalinya.
"Kita telah melaksanakan kegiatan ini dari Januari 2023. Sementara untuk sasaran perusahaan padat karya baru ke-9 kali di Jateng," imbuhnya.
Sebagai informasi, pembukaan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GMP) juga dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dyah Lukisari, perwakilan unsur Forkopimda Kudus, Asisten II Sekda Kudus, para pimpinan PT. Sukun Wartono Indonesia, Kadinas Pertanian dan Pangan, dan Camat Gebog beserta Forkopimcam. (*)