KUDUS - Penjabat Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, menghadiri acara Pasamuan Ta'sis dan Suluk Tajug Menara dengan tema "Merawat Pranatan Menjaga Peradaban” yang dilaksanakan di panggung utama Menara Kudus, Selasa (30/1).
Di tengah hujan yang mengguyur, acara yang menjadi penutup sekaligus puncak perayaan Ta'sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus ke-489 tersebut turut dihadiri oleh perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, penyair Sosiawan Leak, budayawan Candra Malik, serta tamu undangan lain.
Dalam sambutannya, Hasan menyoroti nilai-nilai Kanjeng Sunan Kudus yang elegan, meletakkan syariat sebagai pondasi membangun peradaban. Dirinya mengajak para hadirin untuk merenung dan merefleksikan diri melalui momentum ta'sis ini, dengan harapan agar masyarakat dapat memperbaiki diri dan melestarikan ajaran Sunan Kudus untuk warisan peradaban masa depan.
"Kita perlu refleksi diri dalam momentum ta'sis ini, supaya kita bisa memperbaiki diri untuk melestarikan warisan Sunan Kudus," ujarnya.
Hasan juga menekankan bahwa Ta’sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus merupakan upaya untuk menghormati leluhur serta melestarikan budaya yang diwariskan oleh Syekh Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus. Dirinya menyoroti pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan, sebagai nilai-nilai yang diajarkan oleh Sunan Kudus.
"Upaya yang seharusnya kita lakukan yaitu hormati leluhur serta lestarikan budaya yang diwariskan, juga pentingnya toleransi dan menghargai peradaban," ujarnya.
Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut, Hasan memohon restu dan dukungan dari seluruh pihak terkait untuk menjadikan KHR Asnawi sebagai pahlawan nasional. Dirinya memuji ketekunan Kiai Asnawi dalam mengembangkan dakwah dan menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi.
"Beberapa hari lalu, saya menandatangani usulan dan pembentukan tim untuk menjadikan Kiai Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional. Atas restu keluarga beliau, atas restu yayasan menara, saya mohon dukungan untuk menjadikan Kiai Raden Asnawi menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Asmara Dewi dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X menyampaikan bahwa pada tahun 2012, pihaknya telah melaksanakan studi teknis arkeologis terkait Menara Masjid Kudus. Pihaknya juga mengonsolidasikan pemeliharaan oleh Unit Pelaksana Teknis Dirjen Kebudayaan yang bertanggung jawab memelihara bangunan Menara Kudus.
"Itu sudah lama, pada tahun 2012 kita sudah melakukan studi teknis arkeologis dan konsolidasi Menara Kudus" ujarnya.
Sebagai informasi, acara Pasamuan Ta'sis Menara Kudus menandai berakhirnya rangkaian acara ta'sis yang sebelumnya dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di panggung utama Menara Kudus.