KUDUS - Berbagai cara dilakukan Pemdes Tanjungkarang untuk memulihkan perekonomian warganya. Salah satunya dengan memberdayakan kuliner khas Kudus, Lentog Tanjung. Demi mengangkat kembali ikon kuliner pasca terdampak pandemi, Kirab Lentog Tanjung digelar di Pusat Lentog Tanjung Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kamis (14/7).
Kehadiran Bupati Kudus, Hartopo semakin menambah kemeriahan kirab yang dilaksanakan pada malam hari tersebut. Apresiasi pun disampaikan kepada pemerintah desa dan atas partisipasi seluruh masyarakat desa. Menurut Hartopo, momen tersebut telah mencerminkan masyarakat yang guyub rukun.
"Ini merupakan bukti masyarakat yang guyub rukun yang kompak untuk bahu-membahu membangun desanya. Sangat luar biasa dan kami apresiasi," ujarnya.
Hartopo mengungkapkan bahwa dirinya juga penggemar kuliner Lentog Tanjung. Ia teringat masa kecilnya ketika sarapan dengan Lentog Tanjung adalah momen istimewa. Sampai sekarang kuliner tersebut tetap konsisten dalam mempertahankan kekhasan cita rasa.
"Sejak kecil saya sudah menggemari sarapan dengan Lentog Tanjung. Dari dulu sampai sekarang rasanya masih sama, gurih dengan cita rasa yang khas," tuturnya.
Sebagai salah satu ikon kuliner Kudus, Hartopo percaya bahwa Lentog Tanjung memiliki potensi dalam membangkitkan perekonomian desa. Pihaknya sangat mendukung upaya pemdes untuk memulihkan ekonomi melalui pemberdayaan wisata kuliner.
"Tentunya Lentog Tanjung punya potensi luar biasa membangkitkan perekonomian masyarakat desa, mari kita berdayakan. Saya yakin bisa menjadi potensi yang mengangkat Desa Tanjungkarang menjadi desa mandiri," tuturnya.
Sebagai pencetus kegiatan, Kepala Desa Tanjung Karang, Sumarno mengungkapkan bahwa kirab lentog adalah agenda rutin setiap tahun. Namun sempat terhenti dua tahun akibat pandemi yang melanda. Maka dari itu, tahun ini yang menjadi kirab ke empat dengan mengusung tema pemulihan ekonomi.
"Mengambil tema memulihkan ekonomi masyarakat pasca pandemi. Dengan tagline Tanjungkarang semangat bareng, masyarakat seneng," ujarnya.
Salah satu warga setempat, Aziz yang berpartisipasi sebagai paduan suara mengaku sangat antusias meramaikan kirab. Persiapan yang dilakukan selama tiga minggu terbatas lunas setelah mendapat applause dari masyarakat yang menyaksikan.
"Kirab rutin setiap tahun, saya sendiri ikut sebagai paduan suara, gabungan dari seluruh golongan warga yang mencerminkan kerukunan dan toleransi," jelasnya. (*)