KUDUS - Potensi desa berkembang maksimal jika pemerintah desa mampu merangkul partisipasi seluruh elemen masyarakat. Wujud sinergi tersebut yang kelak dapat melahirkan suatu inovasi yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Bupati Kudus, Hartopo, menyampaikan pesan ini saat membuka penilaian perlombaan desa tingkat kabupaten di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Rabu (5/4).
Bupati Hartopo mengatakan, lomba desa sudah seharusnya menjadi motivasi untuk perubahan yang lebih baik. Dimana dalam pelaksanaannya, kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perangkat serta masyarakat bersatu padu untuk mengangkat potensi desa. Bupati Hartopo pun berpesan agar dalam pengembangan inovasi, kepala desa harus mampu merangkul seluruh elemen masyarakat.
"Kepala desa harus bisa kolaboratif merangkul semua elemen. Supaya semakin banyak masukan untuk membantu pengembangan desa," pesannya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Kudus juga menyampaikan informasi tentang penggunaan dana desa yang lebih fleksibel pada tahun 2023. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. Maka dari itu, Hartopo meminta pemerintah desa dapat menggunakan dana desa untuk program prioritas seperti penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan.
"Mandatori dana desa 2023 lebih fleksibel dan bisa dimaksimalkan. Maka bisa digunakan untuk mengoptimalkan upaya penurunan angka stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem," pesannya.
Desa yang mampu meraih juara tiga besar pada lomba tahun ini akan mendapat apresiasi khusus dari Pemkab Kudus. Bupati Hartopo siap menanggarkan hal tersebut melalui APBD Perubahan 2023. Sehingga nantinya juara pertama akan mendapat 200 juta rupiah, juara kedua mendapat 150 juta rupiah dan juara ketiga 100 juta rupiah.
"Ada reward dari saya 200 juta untuk juara satu, 150 juta untuk juara dua, dan 100 juta untuk juara tiga. Kita akan kasih di (APBD) perubahan, semoga bisa dikawal dan terakomodir dengan baik," ungkapnya.
Kepala Desa Loram Kulon, Taslim, memaparkan bahwa desanya masih kental akan tradisi dan budaya yang bernuansa islami. Salah satunya yakni Ampyang Maulid untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tersebut juga sebagai upaya mengangkat perekonomian masyarakat dengan dibarengi penyelenggaraan Loram Expo.
"Desa Loram Kulon memiliki tradisi Ampyang Maulid, dan digelar bersama Loram Expo satu minggu sebelum Ampyang Maulid untuk mengangkat UMKM desa kami," tuturnya.
Di bidang kesehatan, Taslim mengatakan sangat serius dalam upaya penanganan stunting yang menjadi program prioritas pemerintah pusat. Pemdes Loram Kulon setiap tahunnya menganggarkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang membutuhkan gizi tambahan. Saat ini tercatat kasus stunting dan kurang gizi berjumlah 9 balita yang telah mendapat penanganan.
"Inovasi penanganan stunting mendukung program pemerintah, kami terus mengupayakan penurunan angka stunting. Stunting dan kurang gizi 9 anak sudah ditangani puskesmas dan kader setempat," jelasnya. (*)