KUDUS - Penanganan penyakit tuberculosis (TBC) baik pencegahan dan pengobatan membutuhkan perhatian ekstra. Pasalnya, penularan TBC bisa melalui udara. Sementara, pengobatan bagi pasien TB perlu penanganan khusus.
Bupati Kudus Hartopo meminta agar Dinas Kesehatan menggandeng stakeholder membentuk tim dalam penanganan TBC. Khususnya preventif melalui skrining dan sosialisasi. Sehingga, masyarakat yang tertular TB bisa diketahui lebih dini.
"Dinas Kesehatan dan stakeholder harus segera menambah tim untuk skrining. Biar deteksi dininya maksimal," terangnya usai menghadiri Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Kabupaten Kudus, di Hotel HOM, Rabu (5/4).
Hartopo yang hadir bersama Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo menjelaskan pencegahan jadi langkah penting untuk penurunan angka kasus TBC di Kudus. Pihaknya mengajak masyarakat untuk lebih perhatian melalui imunisasi dan skrining. Bupati mengimbau masyarakat tetap menggunakan masker di ruang tertutup.
"Penularan TBC ini kan hampir sama dengan Covid-19 yakni melalui droplet. Jadi kalau di ruang tertutup lebih aman menggunakan masker," imbuhnya.
Pemerintah Kabupaten Kudus (Pemkab Kudus) akan memfasilitasi terutama penyediaan tempat karantina penderita TB. Hartopo mendukung langkah strategis penanganan TBC yang dianggarkan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sebagai informasi, peruntukan DBHCHT untuk sektor kesehatan sekitar 40 persen.
"Kami akan selalu mendukung dan memfasilitasi agar penanganan TBC bisa maksimal. Kami bisa menganggarkan dari DBHCHT," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kudus dr. Andini Aridewi menuturkan pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan kepada perusahaan dan kader yang menyukseskan skrining serta penanganan TBC. Ke depan, pihaknya mengajak perusahaan meningkatkan antisipasi penularan TBC mulai dari preventif hingga penanganan. sehingga pasien dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
"Kami bersama Dinkes Jateng memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi perhatian mereka terhadap penanganan TBC," ucapnya.
Penghargaan diberikan Bupati Kudus kepada dr. Husnun Nisa Ratna Ningrum sebagai dokter pengelola program TBC terbaik, RSUD dr. Loekmono Hadi sebagai rumah sakit pengelolaan program TBC Terbaik, UPTD Puskesmas Kaliwungu sebagai puskesmas pengelolaan program TBC terbaik, PT. Djarum sebagai perusahaan mitra program TBC terbaik. Kemudian penghargaan juga diberikan kepada Atikah sebagai kader program TBC terbaik, dr. Ahmad Syaifuddin sebagai dokter FKTP pengelola program TBC Terbaik dan Andi Purwono, sebagai pengelola program TBC terbaik Kabupaten Kudus.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kudus juga menyerahkan 77 bantuan dukungan enabler untuk pengobatan tuberkulosis resisten obat (TBC RO) masing-masing sebesar 600 ribu rupiah. Bantuan juga disertai bingkisan berupa sembako, gula, beras, minyak, telur, rendang kaleng dari Lazismu, masker, dan leaflet edukasi. (*)