KUDUS - Kemerdekaan Indonesia bisa terwujud berkat upaya gotong royong seluruh masyarakat Indonesia. Tanpa memandang suku, ras, maupun agama. Bupati Kudus Hartopo meminta masyarakat menjaga semangat persatuan demi keutuhan NKRI.
"Kalau sekarang masih banyak masyarakat yang mempermasalahkan suku dan agama, perlu melihat kembali semangat juang para pahlawan," paparnya saat membuka diskusi panel Wawasan Kebangsaan di Balai Desa Medini, Undaan, Sabtu (15/4).
Bupati menjelaskan masyarakat dapat meneladani rasa persatuan dan kesatuan yang dimiliki para pahlawan terdahulu. Masyarakat harus terus mengembangkan rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan bela negara. Sehingga secara aktif terus memupuk toleransi dalam bermasyarakat.
"Rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan bela Negara harus diupayakan. Sehingga meskipun dihuni oleh berbagai suku dan ras, kita tetap satu," terangnya.
Gempuran era teknologi juga menjadi sebab degradasi nasionalisme. Oleh karena itu, Hartopo mengajak masyarakat membumikan kembali nilai-nilai Pancasila. Penguatan kembali nilai-nilai luhur akan meningkatkan kembali rasa nasionalisme sehingga tak goyah dengan ideologi manapun.
"Sekarang, segala informasi mudah diakses. Fenomena ini, di satu sisi memberi dampak negatif masuknya pengaruh ideologi dari luar. Untuk mencegahnya, harus kembali ke nilai-nilai luhur Pancasila," imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Kudus, Jadmiko Muhardi Setiyanto menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pemilu biasanya terdapat suatu fenomena sosial yang sering terjadi, seperti black campaign, isu sara, berita hoax yang perlu diwaspadai agar tidak sampai terjadi perpecahan. Oleh karena itu, kedewasaan politik sangat dibutuhkan sehingga tercipta sikap toleransi.
"Dalam pemilu, yang terpenting harus memiliki kedewasaan politik sehingga mengedepankan sikap toleransi," pesannya.
Untuk mensukseskan pemilu, masyarakat diimbau dapat memberikan hak pilihnya dalam ajang pesta demokrasi nantinya. Hal itu sebagai bukti perwujudan cinta pada bangsa dan negara meski berbeda pilihan. Jadmiko pun mewanti-wanti agar masyarakat dapat selalu menjaga kerukunan agar tercipta kondusifitas wilayah.
"Terkait pilihan, berbeda tidak masalah, yang penting harus jaga kerukunan. Sebab, pilihan harus didasarkan hati nurani. Partisipasi panjenengan dalam pemilu adalah wujud cinta pada bangsa dan negara," pungkasnya. (*)